Pages

Tikus Di MK

Rabu, 06 November 2013
Apa yang menjadi cita-cita reformasi adalah inginnya memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme. Apa yang terjadi pada akhir-akhir ini adalah sesuatu dari kegagalan dari rezim reformasi. Adalah karena sudah menyerembaknya kasus korupsi hingga tingkatan yudikatif (MK).
Berita di media mengemukakan bahwa penangkapan hakim atau ketua MK ini adalah sudah direncanakan oleh KPK. Informasi yang diterima oleh KPK merupakan atas pengaduan dari masyarakat. Dikarenakan olehnya maka KPK terus membuntuti “AM” sudah sejak lama, bahkan sebelum penangkapannya. Hasil dari tangkapan KPK, memberikan bukti bahwa AM terlibat dari kasus Gunung Mas, salah satu kabupaten di kalimantan.
Inilah satu keresahan bagi masyarakat, dimana dalam suatu sistem pemerintahan ternyata terlalu kotor untuk di telusuri. Uang berlarian kemana-mana, antara legislatif, eksekutif dan yudikatif dalam arti yang tidak untuk kepentingan khalayak. Uang yang bertriliun-triliun itu seperti tidak kenal jemu untuk menjebak siapapun yang menyentuhnya. Hanya untuk kemenangan sesaat pula (Pemilukada), uang digunakan untuk memberatkan ketukan palu hakim mendukung atas kemenangannya.
Disisi lain, bangsa ini membutuhkan ribuan triliun untuk mensejahterakan rakyatnya. Banyak sekolahan rusak tidak mendapat perhatian dan bantuan pemerintah yang berwajib. Dikemanakan uang triliunan itu? Uang itu diproses dengan alot di legislatif hanya untuk kepentingan kelompok saja. Bahkan uang itu pula ditemukan di lembaga yudikatif. Uang yang bukan haknya.
Bukan spiritualitas religi saja yang diperlukan untuk menyelesaikannya. Tetapi, kesadaran dari setiap individu harus ada. Karena bukti menyeritakan AF yang terganjal kasus impor sapi adalah orang yang mengerti agama. Jadi, kesadaran diri inilah kunci agar tidak dapat terkena imbas uang. Entah disuap atau mengkorupsi. Hukuman matipun sepertinya bukan hukuman yang membuat jera. Jadi, apalagi yang harus dilakukan, karena sudah kompleksnya persoalan korupsi ini. Hanya kesadaran diri itulah solusi yang tepat, dengan cara penanaman karakter yang unggul. Bukankah sistem pendidikan bangsa ini menerapkan pendidikan karakter yang sesuai dengan cita-cita bangsa ini.
Semoga bangsa ini segera sembuh dari penyakit yang bawaan sejak zaman VOC. BERANI JUJUR, HEBAT!!! SADAR DIRI!!!
#INDONESIAOJODIDOL

By : Mazdan Maftukha Assyayuti (13410121)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar