Apa yang menjadi cita-cita reformasi adalah inginnya
memberantas korupsi, kolusi dan nepotisme. Apa yang terjadi pada akhir-akhir
ini adalah sesuatu dari kegagalan dari rezim reformasi. Adalah karena sudah
menyerembaknya kasus korupsi hingga tingkatan yudikatif (MK).
Berita di media mengemukakan bahwa penangkapan hakim atau
ketua MK ini adalah sudah
direncanakan oleh KPK. Informasi yang diterima oleh KPK merupakan atas
pengaduan dari masyarakat. Dikarenakan olehnya maka KPK terus membuntuti “AM”
sudah sejak lama, bahkan sebelum penangkapannya. Hasil dari tangkapan KPK,
memberikan bukti bahwa AM terlibat dari kasus Gunung Mas, salah satu kabupaten
di kalimantan.
Inilah satu
keresahan bagi masyarakat, dimana dalam suatu sistem pemerintahan ternyata
terlalu kotor untuk di telusuri. Uang berlarian kemana-mana, antara legislatif,
eksekutif dan yudikatif dalam arti yang tidak untuk kepentingan khalayak. Uang
yang bertriliun-triliun itu seperti tidak kenal jemu untuk menjebak siapapun
yang menyentuhnya. Hanya untuk kemenangan sesaat pula (Pemilukada), uang
digunakan untuk memberatkan ketukan palu hakim mendukung atas kemenangannya.
Disisi lain,
bangsa ini membutuhkan ribuan triliun untuk mensejahterakan rakyatnya. Banyak
sekolahan rusak tidak mendapat perhatian dan bantuan pemerintah yang berwajib.
Dikemanakan uang triliunan itu? Uang itu diproses dengan alot di legislatif
hanya untuk kepentingan kelompok saja. Bahkan uang itu pula ditemukan di
lembaga yudikatif. Uang yang bukan haknya.
Bukan spiritualitas
religi saja yang diperlukan untuk menyelesaikannya. Tetapi, kesadaran dari
setiap individu harus ada. Karena bukti menyeritakan AF yang terganjal kasus
impor sapi adalah orang yang mengerti agama. Jadi, kesadaran diri inilah kunci
agar tidak dapat terkena imbas uang. Entah disuap atau mengkorupsi. Hukuman
matipun sepertinya bukan hukuman yang membuat jera. Jadi, apalagi yang harus
dilakukan, karena sudah kompleksnya persoalan korupsi ini. Hanya kesadaran diri
itulah solusi yang tepat, dengan cara penanaman karakter yang unggul. Bukankah
sistem pendidikan bangsa ini menerapkan pendidikan karakter yang sesuai dengan
cita-cita bangsa ini.
Semoga bangsa ini
segera sembuh dari penyakit yang bawaan sejak zaman VOC. BERANI JUJUR, HEBAT!!!
SADAR DIRI!!!
#INDONESIAOJODIDOL
By : Mazdan
Maftukha Assyayuti (13410121)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar