Pages

APAKAH FAKTOR PENYBAB KONFLIK BERAGAMA DI INDONESIA

Kamis, 19 Desember 2013
Agama merupakan panduan moralitas manusia dalam menjalankan aktifitas sehari-hari untuk menemukan nilai-nilai kemanusiannya. Dengan adanya kesadaran beragama, manusia akan memiliki kesadaran tentang betapa pentingnya kehadiran manusia lain. Manusia lain tersebut tentu memiiliki berbagai perbedaan dan keunikan tersendiri. Mulai dari suku, agama, ras, maupun golongan, perlu adanya sebuah kesadaran untuk menyikapi perbedaan0perbedaan tersebut.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia  (KBBI) agama didefinisikan sebagai ajaran sistem yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta kata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan manusia dan manusia serta lingkungannya. Dari pengertian tersebut sebenarnyaa agama dapat digunakan sebagai alat yang menciptakan sebuah keselarasan dalam masyarakat. Sehingga manusia dapat memenuhi kebutuhannya, baik jasmani maupun rohani.
Di Indonesia saat ini terdapat 6 Agama yaitu: Islam, Protestan, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghuchu. Meskipun banyak pebedaan keyakinan, itu pun sekaligus menjadikan bangsa ini sebagai bangsa yang “unik”. Para the founding father secara tepat merumuskan bentuk negara ini bukan menjadi negara agama atau negara sekuler yang tentunya akan menimbulkan berbagai konflik. Pilihan untuk menjadi negara non agama memberikan dasar-dasar yang kuat bagi bangsa ini untuk bersikap toleran, menghargai perbedaan, dan menjunjung tinggi kemerdekaan. Rumusan para the founding father menjadi seuah kecermatandan kecerdasan yang digunakan untuk dapat memenuhi kebutuhan bersama akan adanya sebuah ketentraman dalam masyarakat.
 Tetapi bangsa ini tidak terlepas dari konflik beragama yang sudah terjadi beberapa tahun silam seperti kasis Ahmadiyah, Poso, Syiah Sampang Madura, Pembangunan GKJ Yamin Bogor, dll. Belum lagi tindakan yang dilakukan oleh FPI. Dan seperti kasus Lurah Susan Lenteng Agung, Jaksel, Masyarakat setempat menolak dipimpin oleh seorang wanita yang beragama non muslim. Tapi menurut beberapa Ulama, Indonesia termasuk negara yang damai di bandingkan dengan negara lain, sebab sangat banyak perbedaan satu sama lain pad bangsa ini. Banyak negara lain iri terhadap Indonesia yang bisa menjaga kedamaian antar umat beragama. Sehingga tidak sedikit juga negara lain hendak enghancurkan Indonesia melalui agama dan budaya.
Salah satu penyebab konflik beragama yaitu saling klaim kebenaran yang ditandai dengan adanya perbedaan interpretasi dalan menghadapi suatu hal, akhirnyamengakibatkan polarisasi antar kelompok agama. Fenomena yang muncul di negeri ini adalah dengan munculnya Nadhlatul Ulama (NU) fan Muhammadiyah. Perbedaan yang muncul dalam bidang fikih semakin menjalar ke bidang politik. Fenomena serupa juga terjaid dalam agama Kristen yang kemudian melahirkan dua agama, yakni Katolik dan Protestan. Interprtasi yang dimunculkan oleh para pemimpin agama diyakini oleh pengikut-pengikutnya sebagai kebenaran mutlak. Interpretasi yang berbeda-beda akhirnya melahirkan bermacam-macam kelompok eksklusif dalam agama tertentu. Hal tersebut mengakbatkan para pengikut mudah terombang0ambing diantara kebenaran interpretasi yang dimunculkan oleh para pemimpin agama. Akhirnya, masyarakat seakan kehilangan haknya untuk menentukan kebenaran sendiri.
Sejalan dengan pendapat Azyumardi Azra, ada lima factor yang menjad sumber konflik antara kelompok agama di Indonesia. Sumber konflik yang pertama adalah adanya penerbitan tulisan-tulisan yang dianggap mencemarkan agama. Kedua, bila ada usaha penyebaran agama yang dilakukan secara agresif. Ketiga, bila pemeluk agama beribadah di tempat yang merupkan tempat ibadah. Keempat, bila ada penetapan dan penerapan peraturan pemerintah yang dipandang diskriminatif dan membatasi penyebaran agama, dan yang terkahir, adanya kecurigaan timbale balik berkaitan dengan posisi dan peranan agama dalam negara.

Peran tokoh agama adalah sebuah hal yang vital untuk mengantisipasi terjadinya sebuah konflik. Tokoh agama harus memberikan pemahaman keagamaan yang damai dan tidak menonjolkan perbedaan, mereka harus menyatakan bahwa urusan kebenaran agama adalah urusan pribadi yang tidak boleh diganggun siapapun, mereka juga harus memberikan contoh sikap yang seharusnya ditunjukkan dalan menghadapi sebuah permasalahan. 

oleh: Irfan Triputra

1 komentar:

  1. Kurang mendetil min tentang uulasan penyebabnya.. Sedikit banget..

    BalasHapus